Kamis, 01 Desember 2011

KHITAN / SUNAT / SIRKUMSISI

A. PENGERTIAN
     Sirkumsisi adalah tindakan memotong atau menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan penis / kulub / preputium
     Tujuan sirkumsisi adalah untuk membersihan dari berbagai kotoran penyebab penyakit yang mungkin melekat pada ujung penis yang masih ada preputiumnya.
     Sirkumsisi sudah dilakukan sejak zaman pra sejarah ( Journal of Men's Studies, Amerika Serikat ). Ini juga diharuskan dalam agama misalnya Islam dan Yahudi. Bahkan pada awalnya para pendeta kristenpun diharuskan sunat.
     Ada 3 alasan utama orang menjalani sirkumsisi :
  • Karena indikasi medis
  • Tindakan pencegahan penyakit ( untuk masa depan )
  • Alasan agama / keyakinan
     Sirkumsisi berkaitan dengan penyakit/ kelainan, antara lain:
  • Fimosis : perlengketan antara kulit kulup ( prepusium ) dengan kepala penis atau glands
  • Parafimosis : kondisi dimana kulit preputium telah ditarik ke belakang batang penis namun tidak dapat dikembalikan ke posisi semula ke depan batang penis sehingga penis menjadi terjepit
  • Hipospadia : cacat bawaan berupa muara uretra yang tidak terletak di ujung penis akibat kegagalan dalam proses pembentukan 
  • Epispadia :  Kelainan bawaan pada bayi laki-laki dimana lubang uretra terdapat di bagian punggung penis atau uretra tidak membentuk tabung, tapi terbuka
  • Hemofilia : kelainan bawaan yang diturumkan oleh ibu kepada anaknya saat dilahirkan berupa darah yang tidak bisa membeku secara normal, bisa lebih lama pembekuannya dan tidak secepat dan sebanyak orang normal. 
  • Kelainan Hemostatis :  ketidakmampuan mekanisme tubuh untuk mencegah dan menghentiksn pendarahan secara spontan
B. METODE SIRKUMSISI
  • Cara Kuno : menggunakan senilah bambu tajam. Para bong supit alias mantri sunat langsung memotong kulup dengan bambu tajam tersebut. Namun cara ini mengandung resiko terjadinya perdarahan dan infeksi bila tidak dilakukan dengan steril.
  • Metode Cincin : Dipatenkan sejak tahun 2001 oleh dr. Sofin lulusan FK UGM, Yogyakarta. Yaitu dengan cara ujung kulub dilebarkan lalu ditahan agar tetap meregang dengan cara memasang semacam cincin dari karet. Biasanya ujung kulup akan menghitam dan terlepas dengan sendirinya. Proses ini sekitar 3-5 menit.
  • Metode Mangkuk : Metode ini lebih cocok untuk dilakukan pada balita dengan pembuluh darah pada kulup lebih kecil dari ukuran normal. 
  • Metode Lonceng : Disini tidak dilakukan pemotongan kulup. Ujung penis hanya diikat erat sehingga bentuknya mirip lonceng. Setelah itu jaringan jaringan akan mati dan terlepas dengan sendirinya dari jaringan sehat. Hanya saja metode ini membutuhkan waktu yang cukup lama sekitar 2 minggu. Alatnya disebut Circumcision Cord Device yang diproduksi di beberapa negara Eropa, Amerika, dan Asia.
  • Laser CO2 : Mula-mula dilakukan anestesi lokal, preputium ditarik dan dijepit dengan klem. Laser CO2 digunakan untuk memotong kulit yang berlebih. Setelah klem dilepas, kulit telah terpotong dan tersambung dengan baik, tanpa setetes darahpun yang keluar.
  • Metode Flashcutter : Metode ini mirip metode laser, bedanya terletak pada pisaunya yang terbuat dari benang logam yang lurus, kencang dan tajam. Bila laser menggunakan sinar untuk mendapatkan energi panas, pada flashcutter dimunculkan oleh mata pisaunya itu sendiri. Jika laser menghidupkan generatornya dengan energi listrik dari PLN, flashcutter dapat langsung hidup tanpa listrik dari PLN karena sudah terdapat rechargeable battery dari Matsuhita Jepang yang cukup handal. Jika dibandingkan dengan laser harganya jauh lebih ekonomis, namun untuk khitan hasilnya dapat dikatakan tidak ada perbedaan yang berarti. 
  • Metode Electrocautery : Metode pemotongan dengan solder panas ini sempat booming beberapa tahun belakangan ini. Masyarakat awam menyebutnya khitan laser. Metode ini mutlak membutuhkan energi listrik untuk sumber dayanya. Namun belakangan ini metode ini banyak mendapat sorotan karena : a. dapat menimbulkan luka bakar yang cukup serius b. tidak praktis karena mutlak membutuhkan jaringan listrik c. jika ada kebocoran / kerusakan alat, dapat terjadi sengatan listrik yang  sangat berbahaya bagi pasien maupun operator.
C. PERSIAPAN DAN PERLENGKAPAN SIRKUMSISI
  1. Minor set / sirkkum set yang terdiri dari : 
  • gunting dengan ujung tajam dan tumpul
  • pinset anatomis
  • klem lurus 3 buah
  • klem bengkok / mosquito 1 buah
  • needle holder 1 buah 
  • semuanya berukuran kecil-sedang, bukan yang besar.
  • nail fooder
  • klem lurus dan besar
    2. Wadah stainless untuk minor set semuanya dalam keadaan steril
  • 3. Jarum cutting ukuran kecil-sedang dan benang cat gut plain ( lebih baik lagi bila ada yang atraumatik )
  • 4. spuit 3 cc dan lidocain 2 % atau pehacain
  • 5. Kassa steril yang cukup
  • 6. Plester
  • 7. Trifamycetin zalf atau sufratule bila ada.
  • 8. duk steril bolong, handscoon steril sesuai ukuran tangan
  • 9. Meja untuk pasien berbaring beserta perlaknya dan kipas angin serta pencahayaan yang baik atau headlamp
  • 10. Adrenalin yang sudah dimasukan ke dalam spuit untuk jaga-jagasaja
  • 11. Alkohol 70 % dan betadin
  • 12. Tempat sampah
    seteleh persiapan lengkap, lidocain sudah masuk dalam spuit sebanyak 2,5 cc, jarum sudah dipegang oleh needle holder serta benang cat gut sudah terpasang ( klik 2 kali ) di pantat jarum, barulah kita panggil pasien

D. URUTAN OPERASI SIRKUMSISI
a. Urutan teknik operasi:
  • Asepsis : Desinfeksi lapangan operasi dengan Povidone Iodine atau betadin secara melingkar sentrifugal di area genetalia. Pada beberapa kasus didapatkan reaksi alergi Povidone Iodine. Setelah 3-5 menit bilas dengan alkohol 70 % ( perhatian : bila terdapat laserasi atau reaksi hipersensitivitas berlebih dianjurkan untuk tidak menggunakan alkohol ). Persempit lapangan operasi dengan doek steril berlubang. 
  • Anestesi : Umumnya menggunakan anestesi lokal, teknik yang dipakai biasanya blok ( suntik penis bagian belakang sampai kulit, jangan sampai keluar darah atau angin, jangan tembus uretra kemudian ke otot), infiltrasi ( teknik ini lebih cepat dengan suntikan di kulit, nanti akan membengkak ), atau keduanya. Paling sering adalah menggunakan anestesi infiltrasi yang membentuk ring blok.
  • Release: untuk menguji efektivitas anestesi apakah sudah rata/menyeluruh atau ada jaringan yang masih terasa? bila iya, bisa dilakukan masase.
  • Insisi : Dipotong. Siap dilakukan tindakan sirkum
  • Hemostatis : Atasi perdarahan yang ada dengan klem kecil untuk mengklem pembuluh darah yang putus.
  • Wound Suture : Hecting / Jahit luka
  • Wound care : Rawat / balut luka



    Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar